Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi merespons
kebijakan Indonesia yang baru saja menghancurkan tiga kapal nelayan
asal Vietnam karena melanggar wilayah. Dia berharap RI terus menghormati
MoU tentang penanganan maritim pada 2011.
"Jika ada nelayan Malaysia tak sengaja masuk ke perairan Indonesia,
tidak perlu ditenggelamkan. Cukup dihalau balik ke wilayah Malaysia,"
ujarnya seperti dilansir the Raykat Post, Minggu (7/12).
Pelanggaran wilayah operasi oleh nelayan, menurut Hamidi, adalah
sesuatu yang niscaya. Sebab laut tak terlalu jelas batas-batasnya. Dia
pun percaya pencari ikan asal Indonesia kadang juga memasuki wilayah
negaranya.
"Jadi bagaimana kita mau membedakan mana nelayan Malaysia dan mana nelayan Indonesia. Mereka kan tidak punya paspor."
Oleh sebab itu, pemerintah Malaysia berharap kedua negara serumpun
memperbanyak komunikasi untuk kerja sama pengamanan wilayah
masing-masing. Bukan fokus pada perbedaan.
"Malaysia dan Indonesia harus bersatu, baik dalam tindakan maupun pikiran," kata Hamidi.
Pekan lalu emerintah dan jajaran TNI Angkatan Laut membuktikan
keseriusannya menenggelamkan kapal asing yang kedapatan mencuri ikan di
perairan Indonesia.
Tiga buah kapal nelayan asal Vietnam ditenggelamkan dengan cara
ditembak dan dibom. Eksekusi dilakukan di Kelurahan Tarempa, Anambas,
Kepulauan Riau.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti Menteri Susi
menegaskan, kapal tersebut ditenggelamkan lantaran terbukti melakukan
pencurian dan beroperasi atas nama perorangan atau perusahaan tertentu.
Sehingga, tidak perlu dikaitkan dengan negara asal.
"Hubungan bilateral kita tidak masalah, mereka tidak mewakili negara,
mereka pencuri yang pergi kemana-mana, ambil semau mereka yang mereka
sukai. Kan jahat," ujarnya.